Sabtu, 07 November 2009

DUA PERBEDAAN ANTARA YANG BERILMU DAN YANG BODOH

Dikatakan :

1. "Orang yang berpengetahuan tidak akan merasa asing di manapun ia berada.

2. Orang yang tidak berpengetahuan akan merasa terasing di manapun ia berada."

Orang berilmu dan beramal shalih akan selalu di hormati dan dimuliakan orang di mana saja ia berada. Sebaliknya, keberadaan orang bodoh di mana saja ia berada tetap tidak dihiraukan oleh orang dan akan mengalami kesulitan di manapun ia berada.

Jadikan Masjid sebagai Pusat Kegiatan

Jumat, 06 November 2009


Jadikan Masjid sebagai Pusat KegiatanFREEWEBS.COM

Masjid Agung Jawa Tengah, selain sebagai pusat dakwah dalam arti luas, juga sebagai salah satu tujuan wisata.

JAKARTA--Masjid hendaknya tidak hanya sekadar dijadikan sebagai tempat ibadah semata, namun masjid harus dijadikan sebagai institusi dakwah dalam arti luas. Ini ditegaskan KH Natsir Zubaidi, Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI), di sela-sela Festival Masjid ke-4 di Nagoya Hill, Batam, Jumat (6/11).

Dikatakan Natsir, jika ibadah kepentingannya untuk pribadi individu. ''Namun jika dakwah dalam arti luas, kepentingannya untuk keluarga, tetangga, masyarakat sekitar, bahkan bangsa ini,'' paparnya. Dakwah dalam arti luas ini dilakukan menyangkut segala aspek. Yaitu akidah, syariah, akhlak, ilmu pengetahuan peradaban. Serta mu'amalah yang menyangkut masalah sosial, ekonomi, budaya dan politik.

Selama ini menurutnya, dakwah yang dilakukan di masjid-masjid, tidak menyentuh atau mendalam pada seluruh aspek tersebut. ''Ini yang ke depan perlu ada pembenahan-pembenahan. Termasuk dakwah yang dilakukan haruslah berpijak pada sosial kultur masyarakat setempat,'' tandas Natsir.

Metode dakwah inilah menurut Natsir yang juga diterapkan oleh Wali Songo. Sehingga dakwah yang dilakukan Walisongo mudah diterima masyarakat. Karena itulah menurut Natsir, masjid hendaknya dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat sekitarnya. ''Tentunya jika sebagai pusat kegiatan, perlu memperluas atau memperbanyak perangkat masjid,'' kata Natsir.

Ia mencontohkan Masjid Al Azhar (Jakarta) dan masjid Al Falah (Surabaya) yang selain sebagai tempat ibadah, pusat dakwah, juga merupakan pusat pendidikan. ''Kemudian seperti Masjid Agung di Jawa Tengah, selain sebagai pusat dakwah dalam arti luas, juga sebagai salah satu tujuan wisata,'' tegasnya.

Festival Masjid ke-4 kali ini semula direncanakan di Masjid Raya Batam. ''Namun kami mendapat banyak masukan, jika digelar di Nagoya Hill, maka akan mendapat perhatian dari seluruh umat dan kalangan dari berbagai negara yang bekerja di kawasan itu. Karena Nagoya Hill merupakan salah satu pusat perdagangan terbesar di Batam,'' kata Natsir.

Sebelumnya, Festival Masjid pertama diselenggarakan di Masjid Istiqlal, kedua di Masjid Al Azhar, Ketiga di Masjid AtTien dan keempat di Nagoya Hill Batam. osa/taq .By Republika Newsroom

Clinton: Pembekuan Permukiman Yahudi Bukan Syarat Perundingan

Senin, 02 November 2009 03:57

Al-Quds (terjajah) –Secara gamblang dan jelas Menlu AS, Hillary Clinton kemarin Sabtu (31/10) mengumumkan bahwa pembekuan pembangunan permukiman Yahudi bukan syarat bagi dilanjutkannya proses perundingan antara pihak Zionis Israel dengan pihak Otoritas Palestina (OP) di Ramallah. Sebuah pernyataan yang menjadi pukulan telak bagi Mahmud Abbas saat menemui Clinton di ibukota Uni Emirat Arab, Abu Dhabi.

Dalam jumpa pers dengan PM Zionis Israel, Benyamin Netanyahu di Al-Quds (terjajah), Clinton menegaskan dengan mengatakan, “Pembekuan pembangunan permukiman Yahudi bukan sebuh syarat bagi proses perundingan politik. Namun itu hanya sekedar usulan bukan sebagai syarat.” Dengan pernyataan tegas ini, apa yang sering didengungkan oleh Mahmud Abbas dan kelompoknya soal persyaratan tersebut menjadi batal adanya.

Menurut nyonya Clinton ini, “Kedua belah pihak (Abbas dan Zionis Israel) untuk segera memulai pembicaraan perundingan secepat mungkin.” Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan berbicara tentang syarat-syarat yang diajukan kedua belah pihak hanya untuk memulai perundingan damai.

“Yang penting sekarang harus mengambil sikap, setelah itu kalau ada perubahan bisa dibicarakan dalam perundingan tersebut. Ini yang harus diprioritaskan,” tambah Clinton yang mengisyaratkan tekanan kepada Abbas untuk segera berunding tanpa ragu lagi.

Sementara itu, Netanyahu tetap mensyaratkan kepada Abbas untuk memulai perundingan damai dengan mengakui negara Israel sebagai negara Yahudi. Ia menilai bahwa Zionis tidak mendirikan permukiman-permukiman baru.
“Kami ingin ada kemajuan di masing-masing pihak, baik antara Israel-Palestina dan pada level regional yang terkait dengan masalah perdamaian. Kami siap duduk di meja perundingan segera,” klaim Netanyahu menutup jumpa pers. (Assiramani) sumber:http://www.sabili.co.id/

Selasa, 03 November 2009

Orang Swedia Yakin Bahwa Amerika Yang Merencanakan Serangan 11 September


Hasil sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa satu dari setiap 5 orang Swedia di bawah usia 30 tahun percaya bahwa pemerintah AS berperan dalam serangan 11 September 2001.

Menurut kantor berita Swedia (TT), jajak pendapat yang dilakukan oleh Tovous Opinion atas permintaan program televisi Swedia (Kala Vakta) menjelaskan bahwa sejumlah besar di antara pemuda Swedia percaya dengan teori-teori konspirasi yang diadopsi oleh “Gerakan Kebenaran”, yang juga dikenal sebagai Masyarakan Peneliti (Research Society) 11 September.

Kantor berita tersebut mencatat bahwa sekelompok orang mengadopsi pemikiran yang mengatakan bahwa jaringan teroris Al-Qaeda tidak bertanggung jawab atas serangan 11 September, tetapi semua itu tidak lain hanyalah sebuah insiden yang direkayasa oleh mantan Presiden Pemerintahan Amerika, George Bush untuk membenarkan perang melawan terorisme.

Dari hasil jajak pendapat terhadap seribu rakyat Swedia diketahui bahwa 70% dari responden percaya bahwa Al-Qaeda yang telah melakukan serangan itu, sementara ada 7% responden yang menolaknya.

Sedangkan pada kelompok usia di bawah usia 30 tahun diketahui bahwa hanya 58% saja yang meyakini bahwa militan Islam yang bertanggung jawab atas serangan itu, sebaliknya 15% tidak meyakininya, dan ada 18% yang percaya bahwa pemerintah AS yang memainkan peran dalam semua serangan.

Namun dalam hal ini, kantor berita tersebut tidak menjelaskan kapan waktu pelaksanaan jajak pendapat itu, dan juga tidak menjelaskan seberapa kemunkinan margin kesalahannya. (mediaumat.com, 3/11/2009)

Minggu, 01 November 2009

Somalia: Babak terbaru Perang Amerika terhadap Teror

Somalia: Babak terbaru Perang Amerika terhadap Teror

Oleh : Sajjad Khan (HT Inggris)


Kunjungan Menlu AS Hilary Clinton ke Afrika dan pertemuannya dengan presiden Somalia Sheikh Sharif Ahmed mengingatkan kembali terhadap ketidakstabilan Somalia sebagaimana disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terparah di Afrika saat ini. Kelompok pemberi bantuan meyakini bahwa sepertiga warga negeri itu atau sekitar 4 juta orang memerlukan bantuan pangan.

Seperti yang terjadi di Pakistan dan Afghanistan, AS berniat menggunakan Perang melawan Teror sebagai alasan mudah untuk melaksanakan kebijakan luarnegerinya. Somalia yang telah mengalami kekacauan selama lebih dari dua dekade mulai menikmati masa damai di penghujung 2006 sampai agen AS Ethiopia memutuskan untuk menginvasi Somalia dan mengusir Dewan Pengadilan Tinggi Islam atau Supreme Islamic Courts Council (SICC), yang menyebabkan mengungsinya 1 juta warga untuk menghindari pertempuran. Namun demikian, AS masih saja mengancam negara seperti Eritrea dan siapapun yang melawan pemerintah transisi Somalia dengan meningkatkan aktifitas di wilayah Tanduk Afrika ini yang berjalan bersamaan dengan operasi militer di Afghanistan dan Pakistan. Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, kebijakan luar negeri AS tidak berubah secara substansial sejak penggantian presiden AS di tahun 2009.

Mitos

Ada mitos besar yang menyelimuti Somalia, yaitu bahwa Somalia adalah negara yang gagal secara alami dan selalu menderita perang saudara antara para penguasa suku lokal, faksi sekuler dan faksi islam dan kini antara faksi islam moderat yang dipimpin Sharif dan islam radikal yang dipimpin kelompok Al Shabab. Meskipun sekilas nampaknya benar, adanya intervensi AS dan sekutunya terutama Eithopia juga perlu diperhatikan. Dengan dana yang mengalir dari pemerintahan Bush di tahun 2006, tentara Eithiopia membantai warga sipil, melakukan tindak kejahatan perang dan didukung oleh serangan AS dengan alasan adanya ancaman SICC yang merupakan tonggak terorisme. Ini semua terjadi meskipun SICC telah berhasil membawa kestabilan di Somalia. Sejak secara resmi mundur dari Somalia di bulan Januari 2009, pasukan Ethiopia masih bercokol di Somalia untuk melindungi kepentingan asing Barat. Di samping itu keberadaan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika juga melakukan tugas untuk menjaga kepentingan Barat di sana.

Meskipun di atas kertas Sheikh Sharif adalah Presiden Somalia, kekuasaannya tidak melebihi luas kamar rumahnya sendiri karena pasukannya tidak mengontrol wilayah negerinya sendiri. Sharif juga telah terasing hampir 2 tahun (sebagian waktu diantaranya ia habiskan untuk diinterogasi oleh kedutaan AS di Kenya), sebelum ia menjadi presiden di Somalia (dimana ia tidak memiliki dukungan kuat secara politik maupun kekuasaan yang sesungguhnya). Lebih jauh lagi, pemilihan dirinya pun dilakukan di negeri tetangga Djibouti karena terlalu berbahaya untuk dilakukan di Somalia. Pertemuan Sharif dengan Clinton juga terjadi di luar Somalia, suatu hal yang menunjukkan betapa berbahayanya Somalia bagi Menlu Clinton. Sharif sebagai bekas ketua sayap politik SICC kini didukung oleh Ethiopia dan Amerika, yang menggunakannya sebagai agen untuk membendung kekuatan Islam yang mulai meningkat. Dukungan Clinton terhadap Sharif secara terang-terangan terhadap pemerintahan transisi menunjukkan usaha memperkuat kubu politik Sharif sambil terus memasok milisi yang mendukungnya melalui pengiriman senjata melalui Ethiopia. Disamping terus mendukung Sharif untuk melawan ekstrimisme, AS juga terus melindungi kepentingan jangka panjang untuk menempatkan kekuatan militernya di Afrika melalui pembentukan pusat komando yang disebut AFRICOM.
AFRICOM: Alat kolonialisasi baru
Ditujukan untuk memenuhi posisi Afrika sebagai wilayah strategis bagi AS, AFRICOM telah mengkonsolidasi seluruh Afrika kecuali Mesir dalam satu pusat komando wilayah militer (dimana sebelumnya terbagi menjadi tiga). AFRICOM memulai operasinya pada bulan Oktober 2008 dan bertujuan untuk memiliki pusat operasi di Afrika, namun Washington belum berhasil meyakinkan sekutunya untuk menentukan posisi markasnya. Kepentingan strategis AS saat ini menurut lembaga Stratfor adalah:
Mendukung keamanan maritim dan kestabilan negeri penghasil minyak di wilayah Teluk Guinea dimana Nigeria memilki pengaruh
Menghalau bajak laut dari Tanduk Afrika
Menghapus persembunyian organisasi teroris internasional
Menghentikan penyebaran faham Islam Radikal di Tanduk Afrika dan sepanjang Afrika Utara.

Memperebutkan Afrika
Kepentingan-kepentingan tersebut terlihat menonjol dengan kedatangan Presiden Obama dan menlu AS ke Afrika dalam beberapa bulan saja sejak menggantikan Presiden Bush. AS juga sangat mengkhawatirkan pengaruh Cina di Afrika yang semakin kuat. Didorong oleh kebutuhan mineral dan energi, Cina melakukan banyak bisnis di sana yang semakin menyaingi AS di benua Afrika. Salah satu kritik terhadap Bush, yang kini bergabung dengan pemerintahan Obama, mengatakan bahwa Bush terlalu terobsesi dengan Iraq sehingga melupakan Afrika. Kekhawatiran terhadap minyak, sumber energi, pengaruh Cina, dan jalur laut akan selalu menjadi prioritas AS. Namun kini AS juga mulai memperhitungkan ancaman Ideologi Islam yang menguat di Tanduk Afrika yang memiliki gejala untuk menyatu dengan Timur Tengah. Banyak analis Pentagon secara terbuka menyatakan adanya migrasi kaum ekstrimis dari Afghanistan dan Pakistan ke negara seperti Somalia dan Yaman. Maka jelaslah bahwa Washington akan memperluas perang yang kini berkobar di Asia Selatan ke wilayah Afrika dengan alasan keamanan negara dan melenyapkan terorisme.
Dengan demikian, Somalia dan Afrika menjadi sasaran keinginan AS untuk mengendalikan sumber alam dunia. Semua presiden AS akan selalu menerapkan kebijakan untuk mendukung para rezim brutal selama mereka mampu melindungi kepentingan AS di Timur Tengah, Asia Selatan, atau Afrika. Ketimbang membelanjakan ratusan bilyun dolar (yang hanya sedikit dibandingkan dana talangan yang digelontorkan untuk menyelamatkan Bank yang terancam jatuh) yang akan menyelesaikan kemiskinan dan penyakit dari Afrika, AS justru lebih tertarik melanjutkan penerapan kebijakan seperti pendudukan militer, serangan rudal, campur tangan politik. Ini terlihat dari kata-kata Menlu AS Clinton yang berani-beraninya mengecam intrusi Eritrea dalam masalah Somalia, padahal ia tidak mengucapkan kata-kata apapun tentang apa yang invasi Ethiopia lakukan terhadap Somalia. Sebenarnya segala bentuk intrusi atau campur tangan terhadap Somalia, baik oleh Amerika sendiri dan sekutunya, tidak bisa diterima.
Somalia di tahun 2006 berada dalam situasi stabil, namun ini tidak cukup bagi AS yang menginginkan Somalia sebagai boneka dan menguasai Mogadishu. Keinginan inilah yang membuat AS sebagai penyebab terjadinya kekerasan dan kekacauan yang terjadi di Somalia. Tentu saja AS akan selalu bertindak menurut kepentingan nasionalnya terlepas dari siapapun presidennya. Ancaman terburuk yang dihadapi oleh warga Kairo, Damaskus, dan Mogadishu bukanlah rencana yang disusun dari Somalia maupun Tanduk Afrika tapi yang berasal dari Washington, Tel Aviv, dan London. Negeri yang memimpin dunia dalam perdagangan budak Afrika di abad 18 kini masih terus bermain politik mengekploitasi warga Afrika di abad 21 ini dengan mendukung rezim ilegal seperti Sharif dan junta militer Ethiopia yang brutal. Ketakutan akan kembalinya Khilafah yang terbentang dari Asia hingga Tanduk Afrika membuat pembuat kebijakan AS kehilangan tidur . Dan itu sebabnya pula mengapa kebijakan AS sangat bernuansa militer. Pandangan seperti ini bukanlah sekedar paranoid karena terlihat dari agenda AFRICOM dan juga sesuai dengan survey yang dilakukan oleh Universitas Maryland dimana mayoritas warga muslim mendukung tegaknya Khilafah di dunia Islam, dan ini tinggal masalah waktu saja yang bisa terjadi kapan saja. Bukanlah suatu kebetulan bahwa Nigeria dan Angola sebagai negeri eksporter minyak terbesar dari Afrika adalah sahabat AS terbaik ketika AS sedang mencari alternatif sumber energi disamping Timur Tengah yang rawan dengan pergolakan. Afrika kini menjadi sasaran bagi kekuatan adidaya seperti AS, Cina dan Eropa untuk memperebutkan sumber alam, sebagaimana apa yang terjadi di masa kolonial dulu.
Maka poin berikut perlu diperhatikan
1. Somalia sebagaimana mayoritas negeri muslim lainnya sedang diduduki oleh kekuatan asing sejak mendaratnya Napoleon di Mesir pada tahun 1799. Negara penjajah selalu memiliki alasan mengapa mereka menduduki wilayah muslim, seperti menyerang khilafah Uthmani, melakukan perdagangan, menghentikan upaya nasionalisasi, tindakan terhadap pemerintahan boneka yang sudah tidak berguna lagi, pemusnahan senjata massal dan berbagai macam alasan lain yang penuh dengan kebohongan yang tidak berakhir.
2. Ditambah dengan situasi adanya isu bajak laut dan ekstrimisme yang justru menurut kalangan kritisi di Barat akan menjadi tambah parah apabila penderitaan di Somalia tetap berlangsung.
3. Harus ada penarikan tentara asing dari Somalia dan wilayah sekitarnya sesegera mungkin. Keberadaan pasukan asing dan pengaruhnya justru memperkeruh keadaan.
4. Pemisahan wilayah Somalia berdasarkan garis wilayah suku tertentu seperti di Iraq harus ditolak
5. Meskipun kekerasan di Somalia bersifat kronis, ini bukan merupakan perang saudara antara al Shahab melawan pemerintahan transisi sebagaimana disimpulkan oleh beberapa pihak. Banyak sekali konflik di Somalia yang melibatkan negara asing dan pasukan perdamaian Uni Afrika.
6. Sangat jelas bahwa tidak ada pemberdayaan ekonomi bagi warga Somalia dan suku-suku yang saling berperang dan bajak laut harus diberangus.
7. Keterlibatan AS di Somalia tidak bisa dipisahkan dari strategi besar AS di Timur Tengah dan Asia Selatan. Pendudukan Iraq dan Afghanistan kini memburuk dengan bertambahnya serangan roket, perang agen dan operasi rahasia. Jelas bahwa strategi AS adalah memperlemah keadaan negara-negara muslim yang penting di dunia Islam.
Penyelesaian kekacauan di Somalia ataupun di seluruh negeri muslim memerlukan tujuan yang lebih menyeluruh. Kekerasan terhadap umat Islam harus ditolak karena perang antar sesama muslim adalah yang diinginkan musuh Islam. Inilah rencana AS untuk memecah belah Afghanistan dan Pakistan, sebagaimana rencana AS di Somalia dengan mendukung Sharif melawan Al Shahab untuk memastikan bahwa setiap perlawanan terhadap AS akan dibasmi.
Maka hanya usaha yang konstruktif dan terkoordinir untuk membangun kembali Khilafah yang akan mampu untuk menyelesaikan masalah ini. Perubahan yang komprehensif dan mendasar terhadap sistem konstitusi, peradilan sekarang dengan sistem Khilafah Islam yang akan memperbaiki situasi negeri seperti Somalia. Persengketaan, anarki, dan pendudukan asing akan dihapus dimana Khilafah akan mengembalikan kestabilan, pertanggungjawaban, dan kesejahteraan dengan membangun fondasi ekonomi yang kuat dan pembuatan kebijakan yang dibuat oleh umat dan bukan oleh Washington. Hanya Khilafah yang memiliki rekam sejarah yang mampu menyatukan Arab, Asia, Afrika di bawah aqidah Islam. Hanya Khialfah yang mampu menghentikan pemerintahan despotik dan pembajak. Hanya khilafah yang bisa dipercaya untuk mengelola sumber daya alam dan bisa mendistribusikannya dengan baik ke khalayak ramai dan bukan untuk sebagian kecil saja. Hanya Khilafah yang mampu menghentikan pendudukan asing dan campur tangan politik asing dan mengembalikan harkat dan martabat umat Islam.
Semakin jelas bahwa dunia Islam tidak diperhitungkan dalam gejolak internasional seperti Somalia. Perpecahan menjadi 50 negeri kecil membuat dunia Islam mudah dimanipulasi kekuatan asing, seperti yang terjadi di Iraq, Afghanistan, dan Palestina. Apa yang muslim harus lakukan adalah mengganti kepemimpinan yang ada sekarang , menyatukan potensi kekuatan dan sumber alam, dan menggantikannya dengan sistem Khilfah. Hanya Khilafah yang bisa menghadapi tantangan global di abad 21 dan bersaing secara terbuka dan efektif dengan negara-negara lainnya di dunia. (Rusydan; www.khilafah.com)

You may also find the following link interesting: http://www.khilafah.com/index.php/analysis/africa/7702-somalia-americas-latest-front-in-the-war-on-terror

Petani Palestina Bentrok dengan Tentara Israel

01/11/2009 09:09
Liputan6.com, Bourin: Petani Palestina di Desa Bourin, Tepi Barat, bentrok dengan tentara Israel, Sabtu (31/10). Bentrokan terjadi ketika petani Palestina menggelar unjuk rasa memprotes tindakan warga Israel yang dituding telah menghancurkan puluhan pohon zaitun para petani.

Tentara Israel melepaskan tembakan air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Namun, tindakan ini dibalas pengunjuk rasa dengan melemparkan batu. Sejumlah orang ditahan dalam insiden ini. Namun, tidak ada laporan jatuhnya korban.

Kekerasan yang melibatkan warga Palestina dan pemukim Yahudi di Bourin, memang kerap terjadi. Pasalnya, wilayah yang dikenal dengan produksi zaitun ini, bersebelahan dengan permukiman Yizhar dan Bracha yang banyak dihuni warga Yahudi garis keras. Simak selengkapnya di video.(IAN/ANS)

Minggu, 18 Oktober 2009

Israel Bersitegang,Turki Batalkan Latihan Dengan Israel

Israel Bersitegang,Turki Batalkan Latihan Dengan Israel


pemerintah Turki untuk membatalkan program latihan perang bersama ‎yang melibatkan rezim Zionis Israel

















Keputusan pemerintah Turki untuk membatalkan program latihan perang bersama ‎yang melibatkan rezim Zionis Israel membuat para petinggi Tel Aviv bak kebakaran ‎jenggot.

Berbagai sumber diplomatik mengungkapkan adanya ketegangan dalam ‎hubungan Turki-Israel. Di Tel Aviv para pemimpin Zionis sedang memeras otak untuk ‎memutuskan tindakan apa yang mesti diambil untuk membalas tindakan Turki. Apalagi, ‎Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengenai latihan perang tahunan ‎bersama yang biasanya diikuti oleh Turki, negara-negara anggota NATO dan Israel itu, ‎mengatakan, nama Israel telah dicoret dari daftar peserta latihan perang.

Pernyataan ‎Davutoglu itu dipandang para pengamat sebagai pemicu ketegangan hubungan Turki-‎Israel. Keputusan pembatalan latihan perang itu sendiri diambil setelah Turki ‎melakukan pembicaraan dengan negara-negara angota Pakta Pertahanan Atlantik ‎Utara (NATO). ‎

Menurut sumber-sumber di pemerintahan Israel, sebagai tindakan balas, Tel Aviv ‎akan meninjau ulang program penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada ‎Turki. Media massa Israel melaporkan bahwa para petinggi Zionis sejak berakhirnya ‎perang Gaza sudah membaca gelagat memburuknya hubungan dengan Turki.

Bagi ‎Turki mungkin alasan mencoret nama Israel dari daftar negara-negara peserta latihan ‎perang bersama adalah supaya Ankara tidak dipersoalkan oleh opini umum, ‎khususnya umat Israel karena menggunakan pesawat-pesawat tempur yang telah ‎menjatuhkan bom-bom ke atas kepala warga Palestina di Gaza. Artinya, Turki tak ‎mau disalahkan. ‎

Sebenarnya memburuknya hubungan itu sudah bisa dibaca ketika Perdana Menteri ‎Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritik tajamnya terhadap Presiden Israel ‎Shimon Perez pada sidang ekonomi di Davos. Saat itu Erdogan menyerang Perez ‎dengan kata-kata pedas soal agresi 22 hari tentara Zionis ke Gaza. ‎

Memburuknya hubungan Turki-Israel tentu saja membuat khawatir para pembesar ‎Zionis. Pasalnya, di saat menjauhi Israel, Turki semakin rapat dengan negara-negara ‎lain di kawasan. Israel maupun negara-negara Barat mencemaskan langkah Erdogan ‎yang secara perlahan namun pasti menggiring Turki yang sekular menjadi Turki yang ‎Islami.

Gelagat itu dicium oleh Israel. Karenanya, Tel Aviv tak mau gegabah mereaksi ‎langkah Ankara dengan kasar. Menurut Israel, yang mesti dilakukan adalah mengikuti ‎gerakan Turki dan mencegah langkah Ankara merapat ke negara-negara yang ‎bermusuhan dengan Tel Aviv. ‎

Terlepas dari pemerintahan, rakyat Turki adalah rakyat Muslim yang menaruh ‎perhatian besar kepada nasib saudara-saudara mereka di berbagai belahan dunia, ‎terlebih Palestina. Sejak berpuluh tahun lalu, rakyat Turki menyatakan penentangan ‎mereka terhadap kebijakan menjalin hubungan dengan Israel. Sebab, hubungan ‎dengan Israel bukan hanya tak mendatangkan keuntungan bagi Turki bahkan ‎merugikan Palestina dan Dunia Islam.

Mereka mengusung satu tuntutan; "Putuskan ‎hubungan dengan Israel". Mungkinkah Erdogan menggiring Turki ke arah sana? ‎(Irb/sbl)


Kamis, 17 September 2009

Duta Besar AS Hume Rayakan Ramadan di Kediaman Pribadi

Jakarta – Ketua MPR-RI, Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid (kiri) dan Rektor Universitas Paramadina, Dr. Anies Baswedan disambut oleh Duta Besar AS Cameron R. Hume (tengah) dalam acara buka puasa bersama baru-baru ini di kediaman pribadinya. Terdapat sekitar 2,5 juta kaum Muslim di AS.







Selasa, 21 Juli 2009

Pembentukan Front Islam-Kristen untuk Hadapi "Yahudisasi" Al-Quds



Front Islam-Kristen di Yerusalem akan menyusun sebuah kamus termasuk di dalamnya semua nama-nama situs-situs arkeologi dan jalan-jalan dari kota suci Yerusalem dalam bahasa Arab, kantor berita Palestina melaporkan hal tersebut Senin kemarin.

Kampanye tersebut datang setelah Yahudi Zionis Israel berencana akan menghapus semua nama-nama Arab dari papan-papan tanda yang ada Al-Quds Palestina.

Sekjen dari Front Islam-Kristen - Hassan Khatir mengumumkan proyek penyusunan kamus tersebut dalam sebuah konferensi pers di tepi barat kota Ramallah.

Israel akan mengganti semua tanda-tanda baik itu jalan, situs dan lainnya yang berbahasa Arab di wilayah Palestina yang dijajah sejak tahun 1948 dengan bahasa Ibrani, dalam upaya mereka menghapus identitas warga Palestina di wilayah ini.

Saat ini tanda-tanda jalan ditulis dalam bahasa Ibrani, Arab dan Inggris, dengan nama-nama kota dalam setiap bahasa. Jadi Yerusalem dikenal sebagai Al-Quds dalam bahasa Arab (bersama Yerushalaim naskah ditulis dalam bahasa Arab), Yerushalaim dalam Ibrani, Yerusalem dalam bahasa Inggris.

Dalam aturan baru ini, Kota suci hanya akan diidentifikasi sebagai Yerushalaim dalam tiga bahasa. Nazaret (Al-Nashr dalam bahasa Arab) akan diidentifikasi sebagai Natzrat dan Jaffa (Jaffa dalam bahasa Arab) hanya akan tertulis sebagai Jaffa.

Ini mencakup 2500 nama-nama kota dan desa.

Juru bicara dari umat Islam dan Kristen juga telah menyerukan kepada negara-negara Arab lainnya untuk memberikan nama pada jalan-jalan utama dan kota-kota mereka setelah jalan-jalan di yerusalem dan situs-situs arkeologi.

Israel mengganti nama asli berbahasa Arab setelah menjajah wilayah Palestina pada tahun 1948, sebagai gantinya mereka memberi nama dengan bahas Ibrani.

Israel telah bekerja keras selama beberapa tahun untuk melakukan "Yahudisasi" kota suci Yerusalem dan merubah identitas Islam yang ada disana.

Hal ini termasuk mengusir dan memaksa keluar warga Arab Palestina dari sana serta penghancuran secara sistematis rumah-rumah mereka.(fq/agencies)

Museum Muslim AS: Rayakan Kejayaan Intelektual Islam

Okolo Rashid di dalam museumnya yang menampilkan sejarah Islam

Okolo Rashid di dalam museumnya yang menampilkan sejarah Islam
















Mississipi, AS - Ketika salah satu pendiri museum, Okolo Rashid membantu menciptakan Internasional Museum of Muslim Culture pada bulan April 2001, ia tidak bisa memprediksikan ada berapa bagian museum akan berkembang dan berubah.

Museum itu akan merayakan ulang tahunnya yang kedelapan dengan mengadakan sebuah panel khusus di museum yang akan diramaikan oleh cendikia Muslim dan non-Muslim dari seluruh bangsa.

Acara dua-hari ini akan diselenggarakan dari jam 8:30 pagi hingga 7 malam pada 10 dan 11 Juli. Pada hari terakhir akan diadakan perjamuan penggalangan dana pada pukul 7-10 malam.


Menurut Rashid, ide datang setelah pidato Presiden Barack Obama di Kairo pada bulan Juni, di mana ia berbicara tentang keinginan untuk meningkatkan hubungan antara Amerika Serikat dan Timur Tengah.

"Kami pikir ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk mengumpulkan para pemimpin Muslim di Amerika untuk berbicara tentang bagaimana kemitraan ini akan dibangun," ujar Rashid.

"Kami merasa kami berada dalam posisi yang terbaik untuk membantu membentuk dialog semacam itu dan membantu untuk memajukan beberapa inisiatif."

Museum ini pertama kali dibuka pada April 2001, awalnya sebagai pameran rincian kontribusi Muslim Spanyol untuk Eropa.

Museum ini terletak di 201 East Pascagoula Street.

Tarif masuk sehari-hari adalah $ 13 sedangakan tiket masuk acara tersebut untuk para senior adalah $ 10 dan $ 7 untuk siswa.


Lebih dari 25.000 orang mengunjungi pameran tersebut, kata Rashid.

Museum itu dijadwalkan untuk ditutup pada bulan September 2001 tetapi serangan 9 / 11 menyebabkan rasa tertarik yang baru, katanya, dan museum tetap dibuka.

Museum telah menampilkan pameran yang disebut "Legacy of Timbuktu: Wonders of Written Word," yang menampilkan tulisan-tulisan Afrika yang hilang dari abad pertengahan.

Tulisan-tulisan yang menjadi contoh keaksaraan Afrika, kata Rashid.

Dalam pandangan Rashid, museum adalah perencanaan proyek yang akan datang untuk mengintegrasikan beberapa temuan baru di dalam program pameran sejarah di seluruh negara.

Disebut, "Proyek untuk Pendidikan Mississippi," bertujuan untuk memperkenalkan informasi, bersama dengan lokakarya pelatihan guru, di 25 negara pada 2009-2010.

Selain itu, Rashid mengatakan dia berharap bahwa sekitar setengah dari para siswa di negara mereka akan dapat mengunjungi museum tahun depan.

"Dasar misi kami adalah untuk mendidik masyarakat tentang kontribusi Islam ke masyarakat mereka dan di dalam masyarakat global," katanya.

Orang menganggap sebuah museum lebih mendidik dan menghibur. Tidak ada ketakutan akan "indoktrinasi". Hal ini membuat sebuah museum menjadi salah satu alat yang paling ampuh untuk menyampaikan pesan ke masyarakat.

“Anda tidak akan mendapatkan ribuan non-Muslim berada di sebuah Masjid. Ini adalah mengapa umat Islam perlu menyadari pentingnya museum ini”

Beberapa waktu lalu, sebuah pameran bertajuk “Sultans of Science” mengenai penemu-penemu Muslim juga dibuka, menampilkan beberapa penemuan unik seperti “pesawat pertama’ dan jam Gajah. (iol) SUMBER :SABILI.CO.ID

PARLEMEN ISRAEL HALANGI PENYERAHAN DATARAN GOLAN



Komisi Hukum di kabinet Rezim Zionis Israel mengesahkan draft mengenai penarikan mundur dari Dataran Tinggi Golan yang hanya mungkin dilakukan dengan kesepakatan parlemen atau digelarnya referendum. Draft yang diberi nama program undang-undang Golan ini, jika disahkan oleh parlemen Israel bisa menjadi penghalang serius terhadap upaya pengembalian Golan kepada Suriah.

Keputusan ini mengemuka pada Ahad (12/7) di saat Komisi Hukum Kabinet Rezim Zionis yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengesahkan draft ini bersamaan dengan kunjungan Frederick Hoff ke Israel. Hoff dalam kunjungan ini membawa misi dari Wakil Khusus AS di Timur Tengah, George Mitchell.

Rezim Zionis merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Juni 1967 atau 42 tahun yang lalu, dan hingga kini terus mendudukinya. Satu dekade perundingan langsung Israel-Suriah yang berlangsung antara tahun 1991 hingga 2000 mengalami kebuntuan karena pihak Tel Aviv berulangkali melakukan pelanggaran. Kemudian digelar perundingan tidak langsung antara Suriah dan Israel dengan mediator Turki tahun 2008. Namun setelah berlangsung empat putaran perundingan tersebut tetap yang tidak mencapai hasil.

Dengan dasar ini Suriah mendesak dibukanya kembali perundingan mengenai penyerahan Dataran Tinggi Golan oleh Israel. Sementara di seberang sana, Deputi Menlu Israel, Danny Ayalon menegaskan bahwa Tel Aviv tidak bersedia menerima prasyarat apapun untuk berunding dengan Suriah.

Tidak diragukan lagi, rezim Zionis memang harus meninggalkan Dataran Tinggi Golan. Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 242 dan 338 yang di keluarkan pada tahun 1967 dan 1973 berisi desakan agar Zionis mundur tanpa syarat dari Golan.

Posisi georgrafis Golan yang strategis dan penting membuat rezim Zionis tetap menolak menyerahkan wilayah ini kepada Suriah. Selain strategis, Golan juga kaya air. Untuk itu selama 42 tahun terakhir, rezim Zionis yang telah membangun 30 distrik Zionis dan menempatkan lebih dari 100.000 orang Zionis di sana, berupaya memupus kemungkinan pengembalian dataran Tinggi Golan kepada pemilik sebenarnya, yaitu Suriah.

Ironisnya, rezim Zionis dan AS sebagai pelindungnya, justeru menyebut Suriah sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kebuntuan proses damai Timur Tengah. Di saat yang sama, Israel tidak bersedia mengembalikan Golan, padahal hal inilah yang menjadi kunci penyelesaian isu Timur Tengah. Dalam kaitan ini, Presiden Israel, Shimon Peres menyatakan bahwa Damaskus jangan berharap Israel bersedia mengemas Golan dalam kemasan perak lalu menyerahkannya kepada Suriah. Pernyataan itu segera ditanggapi Menlu Suriah, Walid Muallem bahwa Suriah menuntut pengembalian Golan bukan dalam kemasan perak tetapi dalam kemasan emas. (SUMBER :http://sabili.co.id/)

Sabtu, 16 Mei 2009

Bunuh Diri di Kalangan Serdadu Israel Meningkat

Image
Psikolog, fenomena bunuh diri di kalangan parjurit Israel ini berkaitan dengan penyakit mental

Jerusalem –Harian Israel Ma’arev edisi Rabu (13/05) mengungkap 5 kasus bunuh diri serdadu militer Israel selama bulan April 2009 lalu.

Ma’arev mengatakan, “Meskipun dinas pelayanan medis dan psikiatri di militer Israel bisa mengurangi jumlah kasus bunuh diri di kalangan prajurit selama beberapa tahun terakhir menjadi sekitar 50%, namun ada ketakutan meningkatnya jumlah kasus bunuh diri tahun 2009 ini."

Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Dan Halutz, telah mengadakan pertemuan pada tahun 2005 dengan para pejabat senior militer Israel untuk membicarakan fenomena bunuh diri di kalangan parjurit Israel, setelah prosentasenya mencapai rata-rata antara 30 sampai ke 37 kasus per tahun. Saat itu diambil beberapa langkah untuk mencegah meluasnya fenomena bunuh diri ini.

Para dokter spesialis ahli dalam psikologi mengaitkan fenomena bunuh diri di kalangan parjurit Israel ini kepada penyakit mental yang mereka derita. Seperti ketidakmampuan untuk menanggulangi kondisi-kondisi tugas militer. (seto/pic)dari ;sabili.co.id

Senin, 13 April 2009

Pembina Muslim Timor Timur

Image

Kontribusi yayasan ini tidak kecil. Walau fasilitasi seadanya, tapi ia mampu menyebarkan manfaat kepada banyak orang. Yayasan Lemorai berada di garda terdepan membina para muallaf asal Timor Timur

Timor Timur memang telah terpisah dari NKRI. Namun hal itu menyisakan persoalan tersendiri bagi umat Islam. Sebab, banyak saudara-saudara semuslim di sana yang hampir saja kehilangan eksistensi akibat konstelasi politik yang terjadi. Satu-satunya cara terbaik agar akidah mereka terjaga adalah dengan berhijrah ke berbagai daerah di Indonesia.

Karena itu pulalah di kawasan Dusun Babakan Mulya RT 01/06 Desa Gunung Manik, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berdiri Yayasan Lemorai Timor Timur Indonesia. Lemorai sendiri berarti perkumpulan muallaf asal Timor Timur.

Adalah H Hasan Basri Roberto Freitas yang menjadi pionirnya. Ketika terjadi pemisahan provinsi Timor Timur yang kini menjadi Republik Timor Leste, ia melihat banyak kaum Muslimin dan muallaf di sana yang berada di persimpangan jalan. Karena itu, untuk menjaga akidah mereka, ia merasa bahwa mereka perlu dihijrahkan ke berbagai daerah.

Jawa Barat merupakan satu daerah tujuan yang dirasa kondusif bagi pembinaan Muslim dan muallaf Timor Timur. Selain karena banyak lembaga keislaman yang peduli terhadap mereka, berdiri juga banyak pesantren di sana. Hasan Basri sendiri telah banyak menyalurkan anak muallaf Timor Timur itu ke berbagai daerah di Indonesia dan dititipkan ke berbagai pesantren. Kanwil Depag Jawa Barat dan NU Jabar sendiri cukup memberi kemudahan kepada para mereka, setelah mendapat rekomendasi dari MUI Timor Timur (1998).

Yayasan Lemorai resmi merjalankan aktivitasnya per 27 Desember 2000. Lembaga ini berkembang dengan fasilitas sederhana. Tapi, itu tak menjadikan syiar dakwah Islam surut. Dengan kondisi terbatas, pihak yayasan kini sedang mengupayakan penyempurnaan pembangunan masjid, pembangunan asrama putra, asrama putri dan gedung lain yang dibutuhkan guna proses pendidikan agama yang dilakukan di sana. Gedung untuk pesantren pun dilengkapi dengan gedung buat laboratorium komputer dan bahasa serta satu unit gedung untuk konveksi.

“Di sini ada sekitar 54 orang anak yang dididik layaknya sebuah pesantren. Jumlahnya 35 orang putra dan 12 orang putri. Mereka tidak hanya berasal dari Timor Timur saja. Tapi ada beberapa daerah, seperti dari NTT, Poso dan Sulawesi,” ungkap Hasan Basri kepada Sabili beberapa waktu lalu.

Luas tanah yang dimiliki sekitar 3000 M2. Untuk masjid yang dibangun sekitar tahun 2004-2005 seluas 7x11 meter. Ada pula Panti Asuhan Yatim Piatu Lathiful Muhtadin serta rencananya dibangun pesantren Lemorai. Sebagai langkah, para santri belajar di masjid. Karena itu, pembangunan asrama putra pun menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak.

Selama ini, pembangunan gedung tersebut hanya mengandalkan donatur perorangan. Untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan dibutuhkan sekitar 7 juta rupiah. Sementara itu, bantuan yang didapat dari para dermawan yang menyisihkan rezekinya hanya sebesar 1,2 juta rupiah. “Kita selalu yakin dengan Allah. Allah akan mencukupkan segala kebutuhan itu asalkan kita semua istiqamah berjuang di jalan-Nya,” ujar Hasan, optimis.

Menurut Siyaman Abdullah, seorang pengajar di sana, ia beserta dua orang ustadzah Timor Timur dan Sulawesi yang mengajar anak didik putri bahu-membahu membina mereka untuk memahami Islam secara utuh. Mereka diberi pendidikan tentang tauhid, akidah, bahasa Arab, hapalan al-Qur’an serta pelajaran Islam lainnya.

Proses belajar-mengajar yang dijalankan memang berbeda dari yang lain. Usai Shubuh para santri dididik untuk mampu menghapal al-Qur’an. Mereka belajar sampai pukul 12 siang di SD dan SMP setempat. Lalu dilanjutkan pemberian materi sampai menjelang Ashar, kemudian Maghrib sampai Isya. Mereka menerima materi bahasa Arab atau pelajaran Islam lainnya.

“Selain itu mereka pun mengikuti ekstrakurikuler, seperti olah raga, cara menanam sayuran serta anak-anak putra disuruh membantu pembangunan. Sementara santri putri diperbantukan untuk menyediakan makanannya,” tambah Siyaman Abdullah. Ia mengakui pula, anak didiknya kini ada yang telah mampu menghapal 1-2 juz al-Qur’an.

Saddam Hussein, salah seorang santri di sana menuturkan, dirinya sangat senang dan menikmati suasana belajar di sana. Ia yang tadinya tidak paham dengan soal keislaman dapat memahami ajaran Islam itu. “Pokoknya walau dalam kedaan terbatas, tetapi saya pribadi ternyata mampu belajar secara baik,” ujarnya, penuh semangat.

Yayasan Lemorai Timor Timur ini sendiri dibina langsung oleh Ustadz Aan Zuhana. Tidak sekadar menjalankan program internal saja, Lemorai juga melakukan berbagai kegiatan, antara lain: program baca al-Qur’an setiap Kamis malam dan berbaur dengan warga sekitar. Bahkan setiap Sabtu malam digelar kegiatan dakwah dan tabligh keliling di berbagai tempat dengan menghadirkan dai-dai dari luar daerah.

Berbagai kegiatan insidentil juga turut menyemarakkan kegiatan yayasan ini. Sekadar contoh, pelaksanaan pemotongan hewan qurban yang bekerja sama dengan FUUI beberapa waktu lalu. Lebih-lebih menurut Hasan Basri, ada beberapa daerah yang dekat dengan tempat tinggalnya, yaitu Haur Ngombong dan Mulia Bakti yang dikenal rawan pemurtadan dan Kristenisasi.

Letak Lemorai kurang lebih 30 km dari Kota Bandung dan 15 km dari pusat kota Kabupaten Sumedang. Namun, keberadaannya cukup membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat. Akhirnya, masyarakat sedikit demi sedikit mulai mau mempelajari Islam secara baik dan beribadah secara benar. Bahkan, bupati atau pejabat, seperti Kapolres Sumedang mau datang berkunjung ke sana. Padahal, hal itu sebelumnya tidak pernah terjadi.


Amar, salah seorang tokoh muda di sana, cukup positif menanggapi kehadiran yayasan itu. Mulanya, ia menganggap Muslim Timor Timur bersikap eksklusif. Ternyata sangkaan itu salah besar, sebab mereka ternyata mau membaur dengan masyarakat asli.

Meski memiliki masjid besar, namun mereka tetap melakukan shalat Jumat di masjid Jami yang ada di daerah itu. Tidak itu saja, mereka juga bisa memberikan kontribusi positif bagi warga. Mereka mampu membuat jalan masuk yang tadinya hanya lorong-lorong dan membangun lapangan bola voli bagi warga.

“Paling tidak kami bisa menciptakan ukhuwah islamiyah di tempat kami. Terus terang, mereka (Muslim Timor Timur—red) adalah orang yang baik untuk diajak bekerja sama, terutama di saat melakukan dakwah Islam kepada masyarakat sekitar,” tegas Amar.

Karenanya yayasan ini membutuhkan dukungan dari berbagai ormas dan lembaga Islam yang ada. Karena, apa pun dukungan yang diberikan tentu akan diterima. Yang tak kalah penting adalah mengupayakan agar perjuangan para muallaf Timor Timur terlihat dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan Islam itu sendiri.

Yayasan Lemorai Timor Timur Indonesia hanyalah bagian kecil dari Islam itu sendiri. Mereka patut mendapat perhatian dari siapa pun yang peduli terhadap saudara mereka sesama Muslim. Semoga perjuangan Hasan Basri Roberto Freitas bermanfaat bagi orang banyak. Yang tak kalah pentingnya juga adalah menjaga, membentengi dan membina akidah Islamiyah para muslim dan muallaf Timor Timur agar menjadi Muslim yang kaffah. Saat ini adalah waktu terbaik untuk melakukannya.

(dari :http://sabili.co.id/index.php/200904051510/Jaulah/Pembina-Muslim-Timor-Timur.htm)

Rabu, 01 April 2009

Keadaan darurat di Filipina

Image
Namun pemerintah Filipina mengatakan pihaknya tidak bisa menarik mundur semua pasukannya

Keadaan darurat diberlakukan di satu pulau di Filipina Selatan tempat kelompok militan yang menyandera tiga pekerja bantuan, mengancam akan membunuh satu diantara mereka.


Dengan pengumuman keadaan darurat ini, seluruh pasukan keamanan bersiaga di pulau Jolo dan melarang orang-orang untuk berlalu-lalang dengan bebas.

Pasukan pemberontak Abu Sayyaf mengancam akan memenggal satu dari tiga pekerja Palang Merah yang disandera pukul 0600 GMT hari ini jika pasukan keamanan tidak mundur.

Tetapi sampai sejauh ini belum ada keterangan mengenai nasib para sandera itu.

Warga negara Swiss, Andreas Notter, warga Italia Eugenio Vagni dan warga Filipina Mary Jean Lacaba ditangkap tanggal 15 Januari lalu dan sejak itu mereka disandera di kawasan hutan di pulau Jolo.
Tiga pekerja bantuan itu diciduk setelah mengunjungi satu penjara setempat, tempat sebuah proyek air yang dibiayai oleh Palang Merah Internasional, ICRC.

Direktur Palang Merah Filipina mengeluarkan himbauan saat-saat terakhir kepada kelompok militan agar tetap membiarkan para sandera hidup.

"Seluruh keluarga Palang Merah berdoa untuk anda dan kami bangga atas cara cara anda bersikap," kata Senator Richard Gordon dalam pidatonya sambil menangis di televisi.

Paling sedikit 800 pasukan dari total seribu pasukan sudah ditarik dari pulau Jolo.

Namun pemerintah Filipina mengatakan pihaknya tidak bisa menarik mundur semua pasukannya karena itu artinya penduduk biasa di pulau itu akan rentan terhadap serangan-serangan kelompok militan.

Kelompok Abu Sayaff punya sejarah memenggal para tahanannya.

Tahun 2001, warga Amerika bernama Guillermo Sobero tewas dibunuh setelah pemerintah menolak upaya pemberontak untuk merundingkan sandera di pulau tetangga, pulau Basilan. (bbc)

Jumat, 13 Maret 2009

Newsday

Hamas Makin Populer di Dunia Image

Brutalitas Rezim Zionis Israel pada serangan 22 harinya ke Jalur Gaza dan berlanjutnya serangan ke wilayah tersebut pasca pengumuman gencatan senjata sepihaknya dua bulan lalu,

hingga kini masih menuai kecaman dari berbagai pihak. Dalam hal ini, Direktur Dana PBB untuk Anak (UNICEF) mengecam brutalitas Rezim Zionis Israel seraya menekankan, tingginya angka korban pembantaian terhadap anak-anak di Jalur Gaza oleh Israel itu menunjukkan bahwa anak-anak merupakan korban utama serangan Israel selama 22 hari di Gaza.

Selama serangan masif itu, tercatat 1.300 warga Palestina gugur syahid dan lebih dari 50 ribu 300 orang lainnya cedera. Dari data tersebut sepertiga di antaranya adalah anak-anak. Pejabat tinggi UNICEF itu menambahkan, akibat serangan Israel ke Gaza tercatat 10 sekolah rusak total dan lebih dari 168 sekolah lainnya mengalami kerusakan berat.

Di lain pihak, anggota parlemen rendah Inggris, George Galloway, yang melawat Gaza bersama konvoi pembawa bantuan kemanusiaan, memuji perlawanan gigih dan kesabaran warga Gaza menghadapi serangan brutal Israel dan mengecam politik konfrontatif Rezim Zionis.

Ia menilai tragedi di Gaza sebagai genosida. Galloway menyatakan bahwa lawatannya ke Gaza bersama sejumlah aktivis pendukung hak Palestina ini adalah untuk bertemu dengan pemerintah legal pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan para pejuang pemberani Palestina. Dalam konferensi persnya bersama Menteri Urusan Tenaga Kerja dan Sosial pemerintahan Hamas, Ahmad Al-Kurd, Galloway mengatakan, pihaknya membawa bantuan kemanusiaan yang cukup banyak sehingga bantuaan tersebut dapat disalurkan kepada pemerintahan dan warga Gaza.

Ditambahkannya pula bahwa kunjunganna ke Gaza ini adalah dalam rangka menyampaikan solidaritas warga Inggris terhadap perlawanan dan pengorbanan heroik warga Gaza, seluruh pejuang Palestina, dan Hamas.

Di bagian lain pernyataannya, Galloway menyatakan, masuknya bantuan kemanusiaan dari berbagai negara ke Gaza ini mengandung pesan bahwa masyarakat dunia harus bertindak serius dalam memecah blokade Rezim Zionis Israel terhadap Gaza.

Fenomena menarik lainnya adalah bahwa bersamaan dengan bersamaan dengan meningkatnya posisi Hamas di tingkat global, gerakan ini juga semakin mendapatkan tempat yang istimewa di hati warga Palestina. Berdasarkan sejumlah hasil polling yang ada, tingkat popularitas Hamas di kawasan dan global juga semakin menanjak. Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika digelar pemilu atau referendum di Palestina, maka PM Palestina, Ismail Haniyah, dari kelompok Hamas akan menang dan jauh meninggalkan rivalnya Pemimpin Otoraita Palestina, Mahmoud Abbas, dari kelompok Fatah./Irb/sbl

Jumat, 30 Januari 2009

Roket Hamas Jawaban Serangan Israel

Image
Gaza
- Ketegangan antara Israel dan Hamas kembali memuncak. Serangan udara Israel dibalas dengan tembakan roket Qassam milik Hamas ke wilayah Negev, Israel.

Berdasarkan pantauan Press TV, Rabu (28/1), tak ada korban dalam serangan yang terjadi sesaat setelah jet Israel membom wilayah Rafah atau perbatasan Gaza-Mesir. Militer Yahudi menyatakan serangan itu hanya membalas bom dengan alat kendali jarak jauh yang meledak di perbatasan Gaza. Akibatnya, seorang serdadu Israel tewas dan tiga lainnya terluka.

Israel juga mengakui serangan udara pertama mereka sejak gencatan senjata itu bertujuan untuk memusnahkan terowongan di perbatasan Mesir-Gaza. Terowongan itu merupakan akses yang selama ini digunakan warga Palestina untuk memasukkan makanan, obat-obatan dan berbagai suplai vital lainnya.

Serangan balasan itu terjadi saat kabinet Israel memutuskan untuk bertemu di Jerusalem dan membahas serangan udara Israel. Pada saat yang bersamaan, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell, tiba di Israel.

Kabarnya, PM Israel Ehud Olmert mengusulkan agar negaranya membicarakan kemungkinan untuk kembali mengadakan agresi militer.

"Reaksi militer saat ini hanya operasional saja. Ini bukan reaksi terhadap insiden seorang serdadiu dan tiga lainnya yang terluka. Tunggu saja reaksi Israel," ujar seorang pejabat senior yang mengutip perkataan Olmert.

Ancaman senada juga datang dari pejabat tinggi Israel lainnya, seperti Menlu Tzipi Livni dan Menhan Ehud Barak.(Inlh/sbl)

Mampukah Obama Hindari Lobi Yahudi?

Image
Sudah jadi rahasia umum, Presiden AS dekat dengan kelompok lobi Yahudi. Setiap kebijakan yang diambil, utamanya menyangkut Timur Tengah, harus berdasarkan rundingan kelompok ini. Bagaimana dengan Obama?
Kemunculan Barack Hussein Obama memang fenomenal. Ia mematahkan stereotip dan sekat rasisme sejak Negara Adidaya itu berdiri lebih dari tiga abad lalu, bahwa AS hanya bisa dipimpin oleh ras Anglo Saxon. Ia seolah simbol harapan datangnya tatanan dunia baru, setelah dunia muak dengan kebijakan-kebijakan George W Bush maupun presiden AS sebelumnya.

Apalagi, saat pidato pelantikannya, 20 Januari lalu, ia begitu menekankan pentingnya perdamaian dengan warga dunia dari berbagai macam ras dan agama. Bahkan, dengan orang yang menganggapnya musuh sekalipun. Ia juga langsung melaksanakan janjinya untuk menutup tahanan militer Guantanamo, Kuba, sehari setelah resmi menjadi presiden.

Namun, pidato pelantikan itu kemudian memunculkan pertanyaan dunia. Bagaimana sikapnya atas konflik yang terjadi di Jalur Gaza? Pasalnya, ia sama sekali tidak menyinggung agresi Israel selama tiga pekan.

Adalah persyaratan tak tertulis setiap Presiden AS harus memiliki kedekatan dengan American-Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Organisasi Lobi Yahudi, lebih dari seabad bergerilya dalam tatanan politik tingkat tinggi di AS.

Sudah banyak contoh politisi AS yang meremehkan AIPAC akan menghadapi dampak buruk. Bahkan, kematian Presiden John F. Kennedy pada 1963 pun diduga karena mengabaikan kepentingan Israel di Timur Tengah. Ia sempat menekan Perdana Menteri Israel David Ben Gurion soal nuklir.

Menyebut contoh kekuatan AIPAC adalah ketika Presiden Gerald Ford pada 1975 meminta Israel hengkang setelah delapan tahun menduduki Gurun Sinai, Mesir. Tak cukup itu, Ford juga memerintahkan mengevaluasi kembali hubungan AS-Israel. Namun, berkat lobi AIPAC, 76 anggota Senat AS mementalkan perintah itu.

Hal yang sama juga berlaku terhadap pimpinan AIPAC yang dianggap memble. Dia dipastikan tidak akan bertahan lama di sana. Salah satu contohnya adalah mundurnya mantan Direktur Legislatif AIPAC Douglas Bloomfield pada dekade 1980-an. Padahal, ia sempat menyebut bahwa organisasi itu telah mencatat sukses karena mewakili kepentingan nasional AS dan bekerja di dalam kekuatan-kekuatan politik AS.

Lalu, apa yang sebenarnya membuat AIPAC memiliki pengaruh kuat? AIPAC menyebut seiring sikap warga AS yang menyadari pentingnya hubungan kuat Israel-AS, organisasi itu akan terus melanjutkan diskusi dengan para pembuat kebijakan di semua level pemerintahan AS.

AIPAC memiliki sedikitnya 65 ribu anggota di 50 negara bagian AS, dengan misi utamanya mendukung kepentingan AS di Timur Tengah dan memperkuat relasi AS-Israel. Perwakilannya melakukan 2.000 pertemuan setiap tahun dengan para anggota Kongres AS dan turut memberikan arahan dalam proses pembuatan peraturan yang berkaitan dengan kepentingan Israel.

Lalu bagaimana hubungan organisasi ini dengan Obama? Presiden AS yang sempat mengenyam pendidikan dasar selama tiga tahun di Jakarta ini tampaknya menyadari kuatnya cengkeraman Lobi Yahudi. Jauh sebelum pemilihan presiden AS, ia telah beberapa kali bertemu di sejumlah forum organisasi ini.

Contohnya, ketika pada 13 November 2008, ia sempat berpidato di depan forum AIPAC. Dia berjanji tidak akan berkompromi soal keamanan Israel dan menjanjikan Yerusalem akan menjadi ibukota Negara Zionis itu. Dia pun menolak menyalahkan Israel sebagai biang keladi masalah di Timur Tengah dan menyebut Iran sebagai ancaman lebih besar daripada Irak.

“Sebagai presiden, saya akan melaksanakan nota kesepakatan untuk menyediakan dana US$30 miliar untuk membantu Israel selama dekade berikutnya,” kata Obama.

Sejumlah pihak juga menanggapi skeptis pemihakan Obama terhadap keadilan di Timur Tengah. Ia dinilai selalu bersikap mendua atas konflik yang terjadi di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.

“Saya yakin dia (Obama) ketika berbicara dengan orang Yahudi, akan lebih Yahudi dari orang Yahudi. Tapi ketika berbicara dengan kami (Palestina), dia sangat diplomatis,” kata Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi.

Pidatonya yang tak menyinggung konflik Gaza membuat pengamat Bima Arya Sugiarto menyimpulkan sebagai indikator Obama tidak peduli pada konflik itu. Secara pribadi Obama akan sulit menolak AIPAC. Sebab, Yahudi merupakan salah satu penyandang dana terbesar dalam kampanye politik Obama.

Selain itu, tambahnya, secara historis Partai Demokrat memiliki kedekatan dengan jaringan Yahudi. "Jadi kemungkinan Obama dapat mendamaikan Israel-Palestina sangat kecil, apalagi yang menguntungkan Palestina. Saya kira paling banter hanya gencatan senjata lagi yang kan terjadi," paparnya.

Masuk akal. Sehari setelah pelantikan Obama, komunitas Yahudi mengadakan perayaan sendiri. Panitia resepsi, seperti dilansir media Israel Haaretz, mencatat sekitar 800 orang Yahudi menghadiri pelantikan Obama.(Inlh/sbl)(sabili)

Yahudi Inggris : Israel Melakukan Holocaust

Image Berita dari “Jewish Telegraphic Agency” menyatakan bahwa seorang anggota parlemen Inggris yang berdarah yahudi menuduh Israel melakukan holocaust dan menjustifikasinya untuk tindakannya di jalur Gaza. “Pemerintah Israel secara kasar dan sinis terus melakukan justifikasi atas peristiwa holocaust terhadap mereka , dan melakukan pembunuhan terhadap bangsa palestina,” kata Sir Gerald Kaufman, veteran anggota parlemen dari partai buruh Inggris yang telah lama sekali mengkritik kebijakan Israel.

Berkenaan dengan latar belakangnya sebagai anak pengungsi yahudi dari Polandia, kaufman mengatakan : “ nenek saya sedang terbaring sakit di tempat tidur ketika tentara nazi datang, dan mereka lalu membunuhnya. Nenek saya tidaklah mati untuk memberikan perlindungannya bagi tentara-tentara Israel yang membunuh nenek-nenek di Gaza.”

Kaufman menyamakan / membandingkan pejuang militan Hamas dengan para pejuang perlawanan yahudi semasa perang dunia ke-2, dengan mengatakan : “ saya menganggap orang-orang yahudi yang terusir, yang berjuang untuk mempertahankan hidup mereka di kampung-kampung kota Warsawa, Polandia, sebagai militant (pejuang).(dzulfikar/sbl)

Jumat, 09 Januari 2009

Karikatur

Saudi Tolak Tekan AS dengan Minyak

Image
Entah apa alasannya sehingga Arab Saudi akhirnya melontarkan penolakannya untuk menggunakan minyak sebagai senjata untuk membantu saudaranya di Gaza. Arab Saudi telah dengan jelas menolak menggunakan kekuatan minyak yang mereka miliki untuk menekan Amerika Serikat agar menghentikan kejahatan dan kekejian zionis Israel yang telah jelas-jelas melakukan aksi terorisme di Palestina.

Penolakan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Sud Al-Faisal kepada wartawan di New York. Di sela perdebatan Dewan Keamanan mengenai serangan pasukan Israel yang telah menghilangkan tak kurang dari 689 nyawa warga Palestina, Pangeran Sud Al-Faisal menyatakan, "Minyak bukan senjata. Anda tak dapat mengubah suatu konflik dengan menggunakan minyak".

Selanjutnya, ia justru hanya menyerahkan konflik yang terjadi di Gaza tersebut kepada PBB. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB lah yang seharusnya menghentikan aksi membabi buta yang dilakukan oleh Israel tersebut. Lebih lengkapnya, ia mengatakan, "Tanggung jawab Dewan Keamananlah untuk membantu mengakhiri setiap konflik segera setelah konflik tersebut muncul. Dan konflik saat ini di Jalur Gaza tidak terkecuali".

Dalam tambahannya, Arab Saudi pun menyatakan bahwa jika tuntutan itu tidak di laksanakan, maka perlu dipertanyakan lagi mengenai peran dan eksistensi PBB di dunia internasional. "Jika Dewan Keamanan tak melakukan tindakan, itu tentu saja menimbulkan tanda-tanya mengenai kredibilitasnya," demikian pernyataan yang ditambahkannya kepada publik.

Meskipun Kepala Diplomat Arab Saudi tersebut telah menyampaikan dukungan terhadap resolusi yang diajukan Libya mengenai gencatan senjata yang harus segera diwujudkan antara Israel dan Palestina, namun kepala diplomat luar negeri Peracis, AS, dan Inggris saat ini tengah mengupayakan adanya kesepakatan Dewan mengenai pernyataan yang tidak mengikat, yang akan digunakan untuk mendukung rencana gencatan senjata yang telah diajukan oleh Presiden Mesir, Hosni Mubarak.

Setelah melakukan temu bicara dengan rekannya di Perancis, Nicholas Sakkorzy, Mubarak akhirnya mengajukan usul tiga tahap mengenai diakhirinya Perang antara Hamas dan Israel di Gaza. Berkenaan dengan hal tersebut, Pangeran Saud mengatakan, "Gagasan Presiden Mubarak tak bertentangan atau bertolak belakang dengan usul (Libya) yang diajukan kepada Dewan Keamanan. Sebenarnya, itu melengkapinya," kata Pangeran Saud.

Mubarak mengajukan rencana gencatan senjata segera dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan agar akses bantuan kemanusiaan dapat terbuka dan bantuan yang ditujukan ke warga di Jalur Gaza dapat masuk. Dalam hal ini, Mubarak mengundang kedua belah pihak yang tengah berselisih, yaitu Palestina dan Israel agar datang ke Mesir dan membicarakan masalah keamanan di Jalur Gaza, membuka tempat penyeberangan, serta mencabut blokade yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.

Yang lagi-lagi mengecewakan adalah bahwa pada hari Rabu kemarin Dewan Keamanan PBB telah gagal mencapai kata sepakat mengenai solusi untuk menghentikan konflik yang tengah berlangsung di Gaza dalam waktu yang sudah sangat lama tersebut.

Sabtu, 03 Januari 2009

Israel dan sekutunya Mengulur-ulur Waktu

ImageIsrael terus melancarkan aksinya. Semalam pesawat-pesawat tempur Israel menyerang gedung parlemen di Gaza. Serangan membabi buta itu tak peduli kawasan sipil, anak-anak atau perempuan. Sebuah rumah sakit anak juga rusak akibat gempuran.
Namun, meski tak seimbang Hamas terus melawan. Roket-roket Hamas mendarat jauh di dalam Israel. Roket-roket Hamas kembali mendarat di Beersheba, sekitar 40km di dalam Israel.

Rabu kemarin, Israel menolak seruan gencatan senjata 48 jam untuk memungkinkan kiriman bantuan memasuki Gaza. Sekutu Israel pun terus mengulur-ulur waktu.

Rancangan resolusi PBB yang diajukan Mesir dan Libia kandas setelah AS dan Inggris mengeluhkan bahwa draf itu tidak menyinggung serangan roket Hamas terhadap Israel. Menurut AS dan Inggris, serangan roket itu memicu permusuhan terbaru.

Para pejabat Palestina mengatakan, 391 warga Palestina terbunuh dalam gelombang serangan udara Israel. Sedangkan, empat orang Israel tewas akibat tembakan roket dari Gaza, yang dikuasai Hamas.

Israel dan sekutunya tak peduli dengan angka-angka itu. Karena Hamas meluncurkan roket-roket itu sebagai tindakan membela diri dari serangan Israel sebelumnya. (Eman Mulyatman) (dari:sabili.co.id)

Tujuh Ribu Mahasiswa Iran Siap Jihad

ImageTujuh ribu mahasiswa dari kota Isfahan di bagian tengah Iran, Senin, mendaftarkan diri untuk memerangi Israel, demikian laporan kantor berita setengah resmi Iran, Fars.
"Pada hari pertama pendaftaran untuk memerangi rejim Zionis dan membantu rakyat Palestina, 7.000 mahasiswa dari berbagai universitas di Isfahan telah menyampaikan kesediaan," kata Mohammad Zarifi, anggota Perhimpunan Mahasiswa Islam Iran, sebagaimana dikutip oleh Fars.

Masih pada hari yang sama, satu lagi kelompok mahasiswa Iran, Mahasiswa Basij (Relawan) dari Tehran Universities, mengumumkan organisasi tersebut mendaftar relawan untuk memerangi Israel.

Pendaftaran itu dilakukan sehari setelah pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa yang menyatakan siapa saja yang meninggal dalam perang melawan Israel dan membela Jalur Gaza akan menjadi syahid.

"Sebagai jawanan atas fatwa pemimpin spiritual mengenai Jihad (perang suci), mahasiswa Basij dari seluruh universitas Iran telah mendaftarkan diri dan pendaftaran akan dibuka besok," kata Alireza Zahedi, anggota Mahasiswa Basij di Tehran University, tanpa menyebutkan berapa jumlah mahasiswa yang sudah mendaftar.

"Dalam waktu dekat, mahasiswa yang terdaftar akan mengadakan pertemuan guna menyampaikan kesediaan kepada pemimpin spiritual untuk berperang di wilayah pendudukan (Palestina)," katanya.

Ribuan orang Iran, termasuk mahasiswa, melancarkan pawai di Teheran pada Senin pagi untuk mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza. Mereka membawa spanduk yang berisi slogan anti-Israel dan anti-AS.

Israel, Sabtu pagi, melancarkan serangan udara besar yang dikatakannya "ditujukan kepada anggota Hamas di Jalur Gaza" dan menewaskan 345 orang serta melukai lebih dari 1.000 orang.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mendapat dukungan kuat Iran --yang tak mengakui Israel sebagai salah satu negara masyarakat internasional.

Di markas besar PBB, New York, duta besar Mesir dan Palestina di badan dunia itu mengatakan, Senin, mereka meminta Dewan Keamanan PBB membuat Israel mematuhi seruan dunia untuk segera menghentikan kekerasan dan aksi militer di Jalur Gaza.(Ant)