Jumat, 13 Maret 2009

Newsday

Hamas Makin Populer di Dunia Image

Brutalitas Rezim Zionis Israel pada serangan 22 harinya ke Jalur Gaza dan berlanjutnya serangan ke wilayah tersebut pasca pengumuman gencatan senjata sepihaknya dua bulan lalu,

hingga kini masih menuai kecaman dari berbagai pihak. Dalam hal ini, Direktur Dana PBB untuk Anak (UNICEF) mengecam brutalitas Rezim Zionis Israel seraya menekankan, tingginya angka korban pembantaian terhadap anak-anak di Jalur Gaza oleh Israel itu menunjukkan bahwa anak-anak merupakan korban utama serangan Israel selama 22 hari di Gaza.

Selama serangan masif itu, tercatat 1.300 warga Palestina gugur syahid dan lebih dari 50 ribu 300 orang lainnya cedera. Dari data tersebut sepertiga di antaranya adalah anak-anak. Pejabat tinggi UNICEF itu menambahkan, akibat serangan Israel ke Gaza tercatat 10 sekolah rusak total dan lebih dari 168 sekolah lainnya mengalami kerusakan berat.

Di lain pihak, anggota parlemen rendah Inggris, George Galloway, yang melawat Gaza bersama konvoi pembawa bantuan kemanusiaan, memuji perlawanan gigih dan kesabaran warga Gaza menghadapi serangan brutal Israel dan mengecam politik konfrontatif Rezim Zionis.

Ia menilai tragedi di Gaza sebagai genosida. Galloway menyatakan bahwa lawatannya ke Gaza bersama sejumlah aktivis pendukung hak Palestina ini adalah untuk bertemu dengan pemerintah legal pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dan para pejuang pemberani Palestina. Dalam konferensi persnya bersama Menteri Urusan Tenaga Kerja dan Sosial pemerintahan Hamas, Ahmad Al-Kurd, Galloway mengatakan, pihaknya membawa bantuan kemanusiaan yang cukup banyak sehingga bantuaan tersebut dapat disalurkan kepada pemerintahan dan warga Gaza.

Ditambahkannya pula bahwa kunjunganna ke Gaza ini adalah dalam rangka menyampaikan solidaritas warga Inggris terhadap perlawanan dan pengorbanan heroik warga Gaza, seluruh pejuang Palestina, dan Hamas.

Di bagian lain pernyataannya, Galloway menyatakan, masuknya bantuan kemanusiaan dari berbagai negara ke Gaza ini mengandung pesan bahwa masyarakat dunia harus bertindak serius dalam memecah blokade Rezim Zionis Israel terhadap Gaza.

Fenomena menarik lainnya adalah bahwa bersamaan dengan bersamaan dengan meningkatnya posisi Hamas di tingkat global, gerakan ini juga semakin mendapatkan tempat yang istimewa di hati warga Palestina. Berdasarkan sejumlah hasil polling yang ada, tingkat popularitas Hamas di kawasan dan global juga semakin menanjak. Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika digelar pemilu atau referendum di Palestina, maka PM Palestina, Ismail Haniyah, dari kelompok Hamas akan menang dan jauh meninggalkan rivalnya Pemimpin Otoraita Palestina, Mahmoud Abbas, dari kelompok Fatah./Irb/sbl