Senin, 02 November 2009 03:57
Dalam jumpa pers dengan PM Zionis Israel, Benyamin Netanyahu di Al-Quds (terjajah), Clinton menegaskan dengan mengatakan, “Pembekuan pembangunan permukiman Yahudi bukan sebuh syarat bagi proses perundingan politik. Namun itu hanya sekedar usulan bukan sebagai syarat.” Dengan pernyataan tegas ini, apa yang sering didengungkan oleh Mahmud Abbas dan kelompoknya soal persyaratan tersebut menjadi batal adanya.
Menurut nyonya Clinton ini, “Kedua belah pihak (Abbas dan Zionis Israel) untuk segera memulai pembicaraan perundingan secepat mungkin.” Ia menambahkan bahwa dirinya tidak akan berbicara tentang syarat-syarat yang diajukan kedua belah pihak hanya untuk memulai perundingan damai.
“Yang penting sekarang harus mengambil sikap, setelah itu kalau ada perubahan bisa dibicarakan dalam perundingan tersebut. Ini yang harus diprioritaskan,” tambah Clinton yang mengisyaratkan tekanan kepada Abbas untuk segera berunding tanpa ragu lagi.
Sementara itu, Netanyahu tetap mensyaratkan kepada Abbas untuk memulai perundingan damai dengan mengakui negara Israel sebagai negara Yahudi. Ia menilai bahwa Zionis tidak mendirikan permukiman-permukiman baru.
“Kami ingin ada kemajuan di masing-masing pihak, baik antara Israel-Palestina dan pada level regional yang terkait dengan masalah perdamaian. Kami siap duduk di meja perundingan segera,” klaim Netanyahu menutup jumpa pers. (Assiramani) sumber:http://www.sabili.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar