Minggu, 18 Oktober 2009

Israel Bersitegang,Turki Batalkan Latihan Dengan Israel

Israel Bersitegang,Turki Batalkan Latihan Dengan Israel


pemerintah Turki untuk membatalkan program latihan perang bersama ‎yang melibatkan rezim Zionis Israel

















Keputusan pemerintah Turki untuk membatalkan program latihan perang bersama ‎yang melibatkan rezim Zionis Israel membuat para petinggi Tel Aviv bak kebakaran ‎jenggot.

Berbagai sumber diplomatik mengungkapkan adanya ketegangan dalam ‎hubungan Turki-Israel. Di Tel Aviv para pemimpin Zionis sedang memeras otak untuk ‎memutuskan tindakan apa yang mesti diambil untuk membalas tindakan Turki. Apalagi, ‎Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengenai latihan perang tahunan ‎bersama yang biasanya diikuti oleh Turki, negara-negara anggota NATO dan Israel itu, ‎mengatakan, nama Israel telah dicoret dari daftar peserta latihan perang.

Pernyataan ‎Davutoglu itu dipandang para pengamat sebagai pemicu ketegangan hubungan Turki-‎Israel. Keputusan pembatalan latihan perang itu sendiri diambil setelah Turki ‎melakukan pembicaraan dengan negara-negara angota Pakta Pertahanan Atlantik ‎Utara (NATO). ‎

Menurut sumber-sumber di pemerintahan Israel, sebagai tindakan balas, Tel Aviv ‎akan meninjau ulang program penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada ‎Turki. Media massa Israel melaporkan bahwa para petinggi Zionis sejak berakhirnya ‎perang Gaza sudah membaca gelagat memburuknya hubungan dengan Turki.

Bagi ‎Turki mungkin alasan mencoret nama Israel dari daftar negara-negara peserta latihan ‎perang bersama adalah supaya Ankara tidak dipersoalkan oleh opini umum, ‎khususnya umat Israel karena menggunakan pesawat-pesawat tempur yang telah ‎menjatuhkan bom-bom ke atas kepala warga Palestina di Gaza. Artinya, Turki tak ‎mau disalahkan. ‎

Sebenarnya memburuknya hubungan itu sudah bisa dibaca ketika Perdana Menteri ‎Turki Recep Tayyip Erdogan melontarkan kritik tajamnya terhadap Presiden Israel ‎Shimon Perez pada sidang ekonomi di Davos. Saat itu Erdogan menyerang Perez ‎dengan kata-kata pedas soal agresi 22 hari tentara Zionis ke Gaza. ‎

Memburuknya hubungan Turki-Israel tentu saja membuat khawatir para pembesar ‎Zionis. Pasalnya, di saat menjauhi Israel, Turki semakin rapat dengan negara-negara ‎lain di kawasan. Israel maupun negara-negara Barat mencemaskan langkah Erdogan ‎yang secara perlahan namun pasti menggiring Turki yang sekular menjadi Turki yang ‎Islami.

Gelagat itu dicium oleh Israel. Karenanya, Tel Aviv tak mau gegabah mereaksi ‎langkah Ankara dengan kasar. Menurut Israel, yang mesti dilakukan adalah mengikuti ‎gerakan Turki dan mencegah langkah Ankara merapat ke negara-negara yang ‎bermusuhan dengan Tel Aviv. ‎

Terlepas dari pemerintahan, rakyat Turki adalah rakyat Muslim yang menaruh ‎perhatian besar kepada nasib saudara-saudara mereka di berbagai belahan dunia, ‎terlebih Palestina. Sejak berpuluh tahun lalu, rakyat Turki menyatakan penentangan ‎mereka terhadap kebijakan menjalin hubungan dengan Israel. Sebab, hubungan ‎dengan Israel bukan hanya tak mendatangkan keuntungan bagi Turki bahkan ‎merugikan Palestina dan Dunia Islam.

Mereka mengusung satu tuntutan; "Putuskan ‎hubungan dengan Israel". Mungkinkah Erdogan menggiring Turki ke arah sana? ‎(Irb/sbl)